Teknik Budidaya Jambu Mete
Masyarakat Indonesia, khususnya di tempat pedesaan niscaya tidak gila dengan jambu mete. Meskipun masing-masing tempat memberi nama berbeda untuk tumbuhan ini. Misalnya orang jawa menyebutnya Jambu Monyet/Jambu mede, orang Bali menyebutnya (Jambu dwipa/jambu jipang/jambu monyet, orang Maluku menyebutnya boa frangsi, dan lain-lain.
Jambu mete (Anacardium occidentale) yaitu tumbuhan yang berasal dari tempat Amerika Selatan. Di tempat asalnya, tumbuhan ini tumbuh liar secara alami di lembah sungai Amazon. Namun beberapa andal lainnya menyebut jambu mete berasal dari kepingan Ceara atau dari Negara kepingan Maranhao. Tanaman ini sanggup tumbuh subur di tempat beriklim tropis dan sub-tropis mirip Indonesia.
Ciri-ciri Jambu Mete
- Tanaman jambu mete mempunyai akar tunggang dan akar serabut.
- Batang jambu mete merupakan batang sejati, berkayu dank eras
- Memiliki daun tunggal dan upihnya keras mirip kulit berbentuk lingkaran panjang hingga oval dan membulat atau meruncing pada kepingan ujungnya
- Bunganya tumbuh pada ujung tunas atau ranting yang gres terbentuk. Bentuk bunganya bermacam-macam yaitu berbentuk piramida, kerucut dan tidak teratur. Berwarna putih ketika mekar dan kemudian menjelma merah muda.
- Buah jambu mete terdiri atas dua kepingan yaitu buah sejati (kacang mete) dan buah semu (tangkai buah yang membesar.
Prospek Budidaya Jambu Mete
- Jambu mete sangat prospektif untuk dikembangkan di Indonesia lantaran kondisi iklim di Indonesia yang sangat mendukung dan jambu mete mempunyai daya pembiasaan yang sangat luas terhadap banyak sekali faktor lingkungan.
- Permintaan terhadap jambu mete semakin hari semakin meningkat
- Kacang mete dan buah semu mete sanggup diolah menjadi aneka produk masakan yang digemari oleh masyarakat.
- Memiliki harga jual yang tinggi dan setiap tahunnya cenderung naik.
CARA BUDIDAYA JAMBU METE
1. Pembuatan Bibit Jambu Mete
- Bibit jambu mete sanggup diperoleh dari kacang mete yang dijemur dibawah sinar matahari hingga kering
- Seleksi biji mete tersebut dan diambil yang terbaik untuk calon bibit. Biji mete yang baik untuk bibit dengan kriteria sebagai berikut:
- kondisi biji utuh (tidak cacat/luka),
- berbentuk normal,
- pilih yang berukuran sedang sekitar 6-12 g per butir,
- memiliki rapat jenis tingi. Dapat diketahui dengan cara rendam biji mete ke dalam larutan gula dengan konsentrasi 20%. Biji yang karam yaitu biji yang mempunyai kerapatan jenis tinggi. Dan biji yang terapung akan menjadikan tumbuhan kurang subur jikalau ditanam.
- Simpan benih hasil seleksi selama 2-3 bulan sebelum ditanam sembari menyiapkan lahan.
2. Pembuatan Lahan persemaian
Lahan persemaian sanggup dilakukan dengan dua cara yaitu bedengan dan polybag.
Bedengan:
Lokasi persemaian mempunyai kriteria sebagai berikut:
Lokasi persemaian mempunyai kriteria sebagai berikut:
- Topografi tanah datar
- Lokasi tidak terlindung oleh pepohonan
- Memiliki sumber air yang cukup
- Letaknya harus lebih tinggi dari lahan di sekitarnya semoga tidak gampang tergenang air
- Lokasi persemaian terletak bersahabat dengan lokasi penanaman
- Bersih dari gulma dan tumbuhan lain yang merugikan
Pengolahan media bedengan
- Olah tanah dengan memakai cangkul atau bajak sedalam 30 – 40 cm dan biarkan selama 2 ahad untuk diangin-anginkan dan terkena terik matahari bertujuan untuk menghilangkan gas-gas beracun dan membunuh kuman
- Setelah 2 ahad olah lagi tanah tersebut dengan cara dicangkul tipis-tipis dan beri pupuk sangkar secukupnya.
- Buat parit dengan ukuran lebar 60cm dan panjang 5 m.
- Buat atap diatas bedengan dengan rumput alang-alang atau daun kelapa.
Polybag:
- Siapkan tanah yang subur dan pupuk sangkar untuk mengisi polybag dan lakukan sterilisasi dengan cara dikukus terlebih dahulu selama 1 jam begitu juga dengan pupk kandang.
- Campurkan pupuk sangkar dan tanah yang sudah disterilisasi dengan perbandingan 1:1
- Siapkan kantong polybag berukuran 30cmx40cm dan lubagi kepingan samping dan dasarnya.
- Isi kantong polybag dengan media semai hingga 90% penuh
- Susun polybag tersebut pada bedengan yang telah diberi naungan
- Polybag siap ditanami benih jambu mete.
3. Penanaman Benih ke media persemaian
Untuk penanaman benih mete di bedengan sanggup dilakukan dengan cara:
- Sebelum ditanam dibedengan atau polybag, binih mete direndam terlebih dahulu di air selama 24 jam untuk mempercepat perkecambahan
- Bedengan disiram hingga lembap sebelum ditanami benih.
- Buat lubang sedalam 5 cm dan jarak antar lubang tanam 20 cm.
- Tanam benih mete ke lubang tanam dengan kedudukan lekuk biji menghadap ke bawah.
- Tanamkan benih ke lubang tanam hingga tersisa 2-3 cm dari permukaan tanah.
- Tutup lubang dengan tanah tipis-tipis dan disiram air secukupnya untuk menjaga kelembaban tanah
Penanaman benih di polybag Pada dasarnya hampir sama dengan bedengan, hanya saja penanaman benih pada polybag cukup satu biji per polybag.
4. Pembuatan Kebun Induk
Membuat kebun induk sangat perlu dengan tujuan untuk memperoleh sumber materi tumbuhan berupa pohon induk dan yang bermutu dalam jumlah yang banyak. Adapun proses pembuatan kebun induk untuk jambu mete sebagai berikut:
- Tentukan lokasi lahan dengan kondisi iklim dan tanah sesuai dengan yang dikehendaki tumbuhan mete
- Pengolahan tanah dengan menciptakan lobang tanam berukuran 50cm x 50 cm x 50 cm dengan jarak 10m x 10m. biarkan lubang tersebut selama 1 bulan.
- Lakukan penanaman bibit terpilih baik dari bedengan ataupun polybag pada lubang tanah tersebut. Caranya, bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sempurna di tengah-tengah kemudian ditimbun dengan tanah.
- Lakukan pemeliharaan tumbuhan dengan pemupukan, pengairan, dan pengendalian gulma, perbaikan drainase, penyeragaman tanaman, serta pengendalian hama dan penyakit.
Yang perlu diperhatikan untuk budidaya jambu mete ini yaitu penentuan ketika tanam. Waktu terbaik untuk menanam yaitu pada awal isu terkini hujan hingga dengan pertengahan. Dengan demikian kebutuhan air untuk pertumbuhan bibit sanggup tercukupi.
5. Pemeliharaan Tanaman
- Lakukan penyiangan jikalau tumbuh rumput yang mengganggu pertumbuhan jambu mete. Penyiangan sanggup dilakukan dengan cara manual yaitu dicangkul atau dengan cara kimiawi dengan melaksanakan penyemprotan herbisida.
- Lakukan pemupukan untuk menjaga kesuburan tanah. Pupuk yang baik yaitu yang mengandung Nitrogen (N), Phospat (P), dan Kalium (K). Penempatan yang sempurna yaitu di seputar batang tumbuhan dengan cara gemburkan tanah disekitar tumbuhan sedalam 20cm dengan memakai garpu tanah kemudian sebar atau campur dengan tanah hingga rata.
- Lakukan penyiraman secara teratur untuk menjaga kelembaban tanah. Kebutuhan air sangat bervariasi, tergantung umur tanaman. Pada awal masa tanam membutuhkan air lebih banyak.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Jambu Mete
Hama
Hama yang cukup potensial menyerang jambu mete diantaranya:
Ulat Kipas (Cricula trifenestrata Helfer)
Gejala serangan ulat ini yaitu helaian daun jambu mete diserang habis dimakan sehingga tinggal tulang-tulang daunnya saja. Dalam kondisi parah, pembentukan daun muda terhambat lantaran habis dimakan oleh ulat tersebut. Akibatnya tumbuhan mete jadi gundul.
Cara mengatasi:
- Pungut ulat-ulat yang berkelompok pada daun dengan cara memotong daun yang menjadi sarangnya, kemudian musnahkan dengan cara dibakar.
- Penyemprotan pestisida
Kutu Daun (Helopeltis sp.)
Kutu daun menyerang daun, tunas muda, bunga, buah, dan biji muda. Hama ini menghisap cairan sel yang mengakibatkan pertumbuhan daun, tunas muda, bunga, buah dan biji terhambat, mengkerut, dan berwarna kekuning-kuningan. Pada kondisi parah wujud jambu mete terlihat mirip terbakar.
Untuk mengatasinya sanggup dilakukan dengan memangkas kepingan tumbuhan yang diserang dan membakarnya, atau sanggup juga dengan memakai insektisida mirip Sevin dan Diedrin.
Kutu daun menyerang daun, tunas muda, bunga, buah, dan biji muda. Hama ini menghisap cairan sel yang mengakibatkan pertumbuhan daun, tunas muda, bunga, buah dan biji terhambat, mengkerut, dan berwarna kekuning-kuningan. Pada kondisi parah wujud jambu mete terlihat mirip terbakar.
Untuk mengatasinya sanggup dilakukan dengan memangkas kepingan tumbuhan yang diserang dan membakarnya, atau sanggup juga dengan memakai insektisida mirip Sevin dan Diedrin.
Penggerek batang dan Akar (Plocaederus ferru-gineus L)
Gejala serangan ulat penggerek batang dan akar yaitu adanya liang-liang kecil dan masa kayu yang cukup tebal berwarna kemerah-merahan bercampur cairan ibarat lem. Pada fase selanjutnya tumbuhan akan tampak lemah, daun tumbuhan menjadi kuning dan berguruguran. Pada kondisi parah, sanggup menjadikan tumbuhan menjadi mati.
Cara mengatasi nya yaitu dengan mengambil telur-telur dan pupa dari kumbang yang terletak dalam sobekan-sobekan kulit kayu pangkal batang atau akar di atas tanah dan mengambil ulat-ulatnya kemudian dibakar.
Penyakit Jambu mete
Penyakit yang sering dialami oleh jambu mete antara lain:
Bibit Layu
Penyakit layu ini disebabkan oleh cendawan Phytophora pamivora butler, Fusarium sp., Pythium ultimum Tron., dan Cylindrocladium scoparium.
Cara pencegahan dan pengendalian
- Perbaiki selokan drainase untuk mencegah genangan air pada isu terkini hujan
- Perbaiki jarak tanam yang sesuai untuk mencegah kelembaban tinggi
- Pengolahan tanah secara intensif
- Penggunaan mulsa untuk meningkatkan suhu tanah
- Mencabut tumbuhan yang sakit dan membakarnya
- Menggunakan obat kimiawi berupa fungisida
- Penyemaian tidak telalu rapat
Mati Pucuk
Penyebab penyakit mati pucuk ini yaitu cendawan Pellicularia salmomicolor atau Corticium salmonicolor dan Gleosphorium. Cendawan ini menyerang pucuk-pucuk ranting tumbuhan sehingga mengakibatkan final hidup pada pucuk tersebut.
Gejalanya yaitu adanya bercak-bercak berwarna putih pada kulit berlapis-lapis ibarat anyaman benang sutra.
Pencegahan dan pengendalian:
- Pangkas cabang di bawah tempat abses dan bakar
- Pemangkasan cabang/ranting yang telah tumbuh penuh semoga tidak lembab
- Mengatur kerapatan tanam yang sesuai
- Penyemprotan fungisida
Busuk Kering pada buah dan Biji
Penyebab penyakit ini yaitu cendawan Aspergillus Tamari, Penicillium Citirium, dan Lasiodiplodia theobramae.
Gejala yang ditimbulkan tanggapan penyakit ini yaitu mengeluarkan cairan cantik yang tidak normal yang kemudian buah menjadi amis lunak. Pada fase selanjutnya buah dan gelondong mete yang terinfeksi akan mongering atau keriput sehingga amis kering dan gugur.
Pencegahan dan pengendalian:
- Mengambil buah dan gelondong mete yang sakit dengan segera dan memusnahkannya
- Sanitasi kebun dan perbaikan susukan irigasi untuk mencegah kelembaban tinggi
- Mengatur kerapatan tanaman
- Penyemprotan fungisida
PANEN JAMBU METE
Tanaman jambu mete sudah mulai berbunga dan berbuah pada umur 2-3 tahun, tergantung pada asal bibit, kesuburan tanah, kondisi iklim dan perawatan. Hasil panen tertinggi biasanya dimulai pada tumbuhan berumur 8-10 tahun dan seterusnya.
Panen jambu mete memang butuh waktu yang cukup lama, namun setiap tahunnya buah jambu mete akan terus bertamabah lebat dan ini akan menjadi aset yang menguntungkan.
MANFAAT JAMBU METE
Hampir semua kepingan dari jambu mete sanggup dipergunakan dalam banyak sekali keperluan. Diantaranya:
- Kulit kacang jambu mete yang telah diambil bijinya sanggup diambil minyaknya untuk materi obat-obatan.
- Akar tumbuhan mete sanggup dipergunakan sebagai materi ramuan obat sariawan dan diabetes.
- Getah kulit batang sanggup dipakai untuk materi lem.
- Batang (pohon) mete sanggup dipakai sebagai kayu untuk bangunan.
- Daun mete yang bau tanah maupun yang muda sanggup dipakai sebagai materi sayuran atau obat.
- Tunas muda daun mete mengandung Vitamin C sehingga baik untuk lalap atau sayur.
- Kacang mete merupakan produksi utaman dari tumbuhan ini. Kacang ini sanggup diolah menjadi banyak sekali jenis makanan.
- Daun jambu mete yang sudah bau tanah sanggup dipergunakan untuk mengobati penyakit eksim dan penyakit kulit kronis.
Itulah beberapa teknik tentang budidaya jambu mete yang saya rangkum dari banyak sekali sumber. Semoga sanggup bermanfaat.
Post a Comment for "Teknik Budidaya Jambu Mete"