Cara Budidaya Pare (Lengkap)
Cara Budidaya Pare. Tanaman pare merupakan salah satu tumbuhan sayuran yang memiliki manfaat baik untuk kesehatan manusia. Tanaman ini sanggup tumbuh dimana saja termasuk di pekarangan rumah lantaran memang tumbuhan ini memiliki tingkat sesesuaian tumbuh yang cukup tinggi. Sehingga budidaya pare sangat prospek, baik dalam lingkup makro ataupun sekedar untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Tanaman pare ialah tumbuhan herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman ini memiliki daun yang berbentuk menjari dan memiliki bunga yang berwarna kuning. Permukaan buahnya berbintil bintil dan rasa buahnya pahit. Budidaya pare ialah sangat gampang lantaran tumbuhnya tidak bergantung pada musim.
Untuk mengetahui mengetahui manfaat buah pare silahkan dibaca postingan saya sebelumnya: Segudang Manfaat buah pare
Tanaman pare ialah tumbuhan herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman ini memiliki daun yang berbentuk menjari dan memiliki bunga yang berwarna kuning. Permukaan buahnya berbintil bintil dan rasa buahnya pahit. Budidaya pare ialah sangat gampang lantaran tumbuhnya tidak bergantung pada musim.
Untuk mengetahui mengetahui manfaat buah pare silahkan dibaca postingan saya sebelumnya: Segudang Manfaat buah pare
TEKNIK BUDIDAYA PARE
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam budidaya pare ini diantaranya:
1. Syarat Tumbuh
1. Syarat Tumbuh
- Pare memiliki daya penyesuaian yang cukup tinggi dan tumbuhan ini juga sanggup beradaptasi terhadap iklim yang berlainan baik suhu dan curah hujan yang tinggi.
- Tanaman ini juga sanggup hijau sepanjang tahun dan tidak tergantung pada animo asal drainase tanah cukup baik.
- Dalam budidaya pare yang perlu diperhatikan ialah kondisi tanahnya. Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur dan banyak mengandung materi organik serta memerlukan pH tanah sekitar 5-6.
- Dapat ditanam di ketinggian antara 1-1500 meter dpl.
2. Pengolahan tanah
Sebelum melaksanakan penanaman sebaiknya tanah diolah dahulu dengan membersihkan tumbuhan lain menyerupai rumput dan mencangkul tanah biar gembur, minimal 10 hari sebelum tanam. Jika budidaya pare pada lahan yang luas maka pengolahan tanah sanggup memakai bajak atau traktor.
Setelah tanah diolah lantas buat guludan atau bedengan dengan lebar 150-250cm, sedangkan panjangnya sanggup mencapai 10 meter atau diubahsuaikan dengan kondisi lahan. Buat juga parit dengan ukuran lebar 75cm dan kedalaman 30 cm untuk memudahkan drainase.
Dalam menciptakan guludan perhatikan juga arahnya. Arah yang baik ialah membujur dari utara ke selatan biar tumbuhan mendapat sinar matahari secara eksklusif dan penuh untuk proses fotosintesis.
Untuk lobang tanam dengan ukuran 25x25x25cm. Sedangkan jarak antar lobang 75x75cm.
3. Benih/Bibit
Kita sanggup mendapat benih buah pare dengan dua cara yaitu benih eksklusif atau biji yang eksklusif ditanam dan benih yang didapat dari hasil persemaian. Untuk mengaplikasikan kedua jenis benih ini sanggup diubahsuaikan dengan musim. Jika animo penghujan maka yang baik ialah benih eksklusif lantaran daya tumbuh benih di lapangan pada kondisi tersebut sanggup baik. Sedangkan kalau budidaya pare ini dikerjakan pada animo kemarau maka sebaiknya memakai benih yang disemai terlebih dahulu lantaran akan terjamin daya tumbuh benih yang akan ditanam.
Pemilihan benih harus berasal dari tumbuhan yang sehat, kuat, dan mempnyai tingkat produktifitas yang tinggi. Atau anda sanggup membeli benih pare di toko pertanian terdekat sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Balai Pengendalian Mutu dan Sertifikasi Benih.
4. Penanaman
Penanamn sanggup dilakukan dengan melalui dua cara yaitu dengan benih eksklusif ditanam dan benih terlebih dahulu dilakukan persemaian.
Sebelum melaksanakan penanaman sebaiknya tanah diolah dahulu dengan membersihkan tumbuhan lain menyerupai rumput dan mencangkul tanah biar gembur, minimal 10 hari sebelum tanam. Jika budidaya pare pada lahan yang luas maka pengolahan tanah sanggup memakai bajak atau traktor.
Setelah tanah diolah lantas buat guludan atau bedengan dengan lebar 150-250cm, sedangkan panjangnya sanggup mencapai 10 meter atau diubahsuaikan dengan kondisi lahan. Buat juga parit dengan ukuran lebar 75cm dan kedalaman 30 cm untuk memudahkan drainase.
Dalam menciptakan guludan perhatikan juga arahnya. Arah yang baik ialah membujur dari utara ke selatan biar tumbuhan mendapat sinar matahari secara eksklusif dan penuh untuk proses fotosintesis.
Untuk lobang tanam dengan ukuran 25x25x25cm. Sedangkan jarak antar lobang 75x75cm.
3. Benih/Bibit
Kita sanggup mendapat benih buah pare dengan dua cara yaitu benih eksklusif atau biji yang eksklusif ditanam dan benih yang didapat dari hasil persemaian. Untuk mengaplikasikan kedua jenis benih ini sanggup diubahsuaikan dengan musim. Jika animo penghujan maka yang baik ialah benih eksklusif lantaran daya tumbuh benih di lapangan pada kondisi tersebut sanggup baik. Sedangkan kalau budidaya pare ini dikerjakan pada animo kemarau maka sebaiknya memakai benih yang disemai terlebih dahulu lantaran akan terjamin daya tumbuh benih yang akan ditanam.
Pemilihan benih harus berasal dari tumbuhan yang sehat, kuat, dan mempnyai tingkat produktifitas yang tinggi. Atau anda sanggup membeli benih pare di toko pertanian terdekat sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Balai Pengendalian Mutu dan Sertifikasi Benih.
4. Penanaman
Penanamn sanggup dilakukan dengan melalui dua cara yaitu dengan benih eksklusif ditanam dan benih terlebih dahulu dilakukan persemaian.
- Cara langsung
Lubang dengan ukuran 25x25x25 cm yang telah dibentuk tadi dicampur dengan pupuk sangkar yang telah matang. Lantas masukkan benih pare ke dalam lubang tanam tersebut dengan kedalaman sekitar 3-4cm. Lalu tutup kembali dengan tanah. Untuk menghindari hama yang merusak benih pare berikan insektisida bersamaan dengan penanaman. Insektisida yang baik ialah furadan.
- Cara Tidak langsung
cara penanaman tidak eksklusif ini sanggup dilakukan dengan 2 cara. Yaitu persemaian dengan kotak dan persemaian dengan memakai tanah lapang terpisah.
a. Persemaian Dengan Kotak
caranya:
- Buat kotak persemaian yang terbuat dari papan dengan ukuran panjang 5 meter, lebar 2 meter dan tinggi 15 cm.
- Masukkan tanah dan pupuk sangkar dengan perbandingan 1:1. Aduk hingga rata
- Tanam benh/biji pare dengan ukuran 2x2cm
- sebelum ditanam biji pare direndam dengan memakai atonik 2cc/liter selama 10-15 menit
- angkat benih pare yang telah tumbuh, kira-kira sehabis berumur 10 hari dan masukkan ke dalam polybag kecil.
- Setelah berumur 15-20 hari atau bibit pare memiliki 3 helai daun gres dipindahkan ke media tanam.
b. Persemaian di tanah lapang
- Buat bedengan kecil berukuran 1,5 x 4 m dan cangkul tanah sedalam 30cm
- campurkan tanah yang ada dalam bedengan tersebut dengan pupuk sangkar 40-50kg dan pupuk TSP 0,5 kg dan aduk hingga rata.
- Buat naungan untuk bedengan tersebut sanggup dari daun kelapa atau rumbia dengan tinggi tiang 1 meter disebelah timur dan 0,75 m di sebelah barat.
- Tanam biji pare menyerupai yang dilakukan di kotak kayu
- selanjutnya perlakukan sama menyerupai dengan di kotak kayu.
5. Pemeliharaan Budidaya Pare
Untuk mendapat hasil yang optimal diharapkan pemeliharan yang baik. Pemeliharan tersebut diantaranya penyiangan, pembumbunan, penyulaman, pemangkasan, pembebanan, pembuatan turus dan para-para.
Untuk mendapat hasil yang optimal diharapkan pemeliharan yang baik. Pemeliharan tersebut diantaranya penyiangan, pembumbunan, penyulaman, pemangkasan, pembebanan, pembuatan turus dan para-para.
Penyiangan
penyiangan dilakukan untuk membersihkan semua jenis tumbuhan yang tumbuh selain pare. Rumput, gulma dan tumbuhan lainnya sanggup mengganggu pertumbuhan tumbuhan pare. Dapat dilakukan dengan memakai tangan atau alat menyerupai cangkul.
Pembumbunan
Tujuan pembumbunan ialah untuk memperbaiki areasi tanah sekitar akar yang menjadi padat akhir siraman air hujan atau air siraman tanaman. Dapat dilakukan dengan cara dicangkul untuk menaikkan tanah yang ada di sekitar tumbuhan pare.
Pemangkasan
Untuk mengontrol batang utama perlu dilakukan pemangkasan. Tinggi ideal batang utama pare ialah 2-3 meter. Jika panjangnya melebihi dari itu maka tumbuhan sanggup jadi kurang produktif.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan tujuan untuk mengganti tumbuhan pare yang tidak tumbuh. Sebaiknya dilakukan pada ketika pare berumur 7-10 hari.
Pembungkusan
Tuuan pembungkusan buah pare ialah untuk mencegah serangan lalat buah yang menyerang pada ketika buah pare masih muda. Waktu ideal untuk melaksanakan pembungkusan ialah pada ketika pare berumur kira-kira 1,5 bulan. Bahan untuk membungkus sanggup memakai kertas atau daun pisang kering (klaras). Dengan melaksanakan pembungkusan maka berpotensi untuk mendapat buah pare yang mulu dan permukaan kulit tidak bolong.
penyiangan dilakukan untuk membersihkan semua jenis tumbuhan yang tumbuh selain pare. Rumput, gulma dan tumbuhan lainnya sanggup mengganggu pertumbuhan tumbuhan pare. Dapat dilakukan dengan memakai tangan atau alat menyerupai cangkul.
Pembumbunan
Tujuan pembumbunan ialah untuk memperbaiki areasi tanah sekitar akar yang menjadi padat akhir siraman air hujan atau air siraman tanaman. Dapat dilakukan dengan cara dicangkul untuk menaikkan tanah yang ada di sekitar tumbuhan pare.
Pemangkasan
Untuk mengontrol batang utama perlu dilakukan pemangkasan. Tinggi ideal batang utama pare ialah 2-3 meter. Jika panjangnya melebihi dari itu maka tumbuhan sanggup jadi kurang produktif.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan tujuan untuk mengganti tumbuhan pare yang tidak tumbuh. Sebaiknya dilakukan pada ketika pare berumur 7-10 hari.
Pembungkusan
Tuuan pembungkusan buah pare ialah untuk mencegah serangan lalat buah yang menyerang pada ketika buah pare masih muda. Waktu ideal untuk melaksanakan pembungkusan ialah pada ketika pare berumur kira-kira 1,5 bulan. Bahan untuk membungkus sanggup memakai kertas atau daun pisang kering (klaras). Dengan melaksanakan pembungkusan maka berpotensi untuk mendapat buah pare yang mulu dan permukaan kulit tidak bolong.
Pemupukan
Pemupukan ialah salah satu hal yang sangat perlu dalam menanam tumbuhan apapun dalam rangka untuk mendapat tumbuhan yang sehat, berpengaruh dan sanggup berproduksi sesuai dengan potensi yang ada dalam tanah tersebut.
Pemupukan pertama sanggup dilakukan pada 1-2 ahad sebelum tanam, pada ketika pengolahan tanah, dan atau pada waktu pembuatan lubang tanam.
Sedangkan pemupukan susulan dilakukan pada ketika tumbuhan telah berumur 3 minggu. Jenis pupuk sanggup memakai kombinasi antara Urea, TSP dan KCL dengan perbandingan 1:2:2.
Untuk hasil maksmial perlu juga dilakukan pemupukan susulan kedua yaitu pada 2 ahad sehabis pemupukan susulan pertama. Sedangkan dosisnya ialah 1/2 dari pemupukan susulan pertama. Dapat juga menambahkan pupuk NPK.
Pembuatan Turus atau Para-Para
Turus ialah media untuk perambatan untuk tumbuhan pare. Dalam bahasa jawa juga disebut Lanjaran. Turus dibentuk untuk memanjat batang utama pare sedangkan para-para dipakai untuk menjalarnya tunas-tunas dari batang utama yang nantinya akan menghasilkan buah pare. Tinggi turus dan para-para berkisar antara 1,5 hingga 2 meter. Usahakan pembuatan turus dan para-para ini dikerjakan dengan baik sehingga buah pare sanggup menggantung dengan baik.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Salah satu hambatan dari budidaya pare atau budidaya tumbuhan apapun ialah hama dan penyakit. oleh karenanya perlu melaksanakan pencegahan dan pengobatan kalau memang sudah terserang. Pengendalian hama dan penyakit harus didasarkan pada prinsip ekonomi, artinya tindakan ini sanggup dilakukan secara intensif apabila dari segi ekonomi serangan hama dan penyakit sanggup mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Pada dasarnya serangan hama dan penyakit pada budidaya pare tidak banyak namun perlu diketahui untuk mengantisipasinya.
Adapun hama yang sering menyerang pada tumbuhan pare adalah:
- Ulat Grayak
Biasanya Ulat ini menyerang pada malam hari sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di dalam tanah. Akibat dari serangan hama ini ialah sanggup mengakibatkan daun pare akan habis dimakannya. Untuk mengatasinya sanggup dilakukan secara mekanis yaitu memusnahkan telur-telur yang gres menetas bersama dengan daun yang ditempeli oleh telur tersebut. Dapat juga dengan melaksanakan penyemprotan insektisida.
- Lembing (Epilachma sparsa)
Efek dari serangan hama ini ialah daun pare hanya akan tersisa tulangnya saja. Kemudian daun akan menjadi kering dan kecoklat-coklatan, yang sanggup mengakibatkan produksi pare menjadi turun. Langkah pengendaliannya ialah dengan menangkap telur atau larvanya atau dengan melakan rotasi tumbuhan dan penyemprotan insektisida.
- Kepik (Leptoglossus australis)
Gejala serangan hama ini ialah kualitas buah menurun, bekas serangan hama ini sering ditumbuhi cendawan Nematospora, akhirya buahnya menajadi busuk. Pengendaliannya dengan menyemprotkan racun kontak menyerupai azodrin dengan takaran 2cc/liter.
- Lalat Buah (Dacus cucurbitae cog)
Hama ini tidak hanya menyerang tumbuhan pare, tapi juga tumbuhan lainnya. Gejala serangannya ialah daging buah tidak sanggup dimakan lantaran wangi dan basah dengan ratusan belatung. Untuk mengendalikannya ialah dengan membungkus tumbuhan pare pada waktu buah masih gampang dengan memakai kertas atau daun pisang yang telah kering.
Adapun penyakit yang sering menyerang tumbuhan pare antara lain:
Penyakit Embun Tepung
Gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah. daun yang terjangkit menjadi kuning, cuklat dan kesannya mengering. Pengedaliannya sanggup dilakukan dengan cara mengurangi kelembaban disekitar tanaman, membuang pecahan tumbuhan yang terserang, menanam varietas yang resisten dan disemprot dengn fungisida sulful takaran 2gr/liter.
Antraktosa
Gejala penyakit ini ialah daun bernoda hitam. pada serangan yang berat batan dan buh sanggup juga terserang. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan collectrichum sp. pengendaliannya ialah dengan memusnahkan tumbuhan yang terserang, pergilirian tumbuhan dan penyemprotan fungisida Benlate dengan takaran 2gr/liter.
Penyakit Layu
Gejala layu sanggup dilihat pada ujung daun, kemudian menyebar ke seluruh daun dan akan mengkerut kemudian mengering. Cara mengatasinya ialah dengan memusnahkan tumbuhan yang terserang, menyiram larutan fungisida Benlate ke tanah bekas tumbuhan yang terjangkit penyakit.
7. Panen
Dalam budidaya pare ini tumbuhan pare mulai berbunga sekitar 1,5 bulan dan biasanya 1 bulan kemudian buah pertama sudah sanggup dipetik. Untuk panen kedua, ketiga dan seterusnya dengan interval 6-7 hari. Dalam kondisi tanah subur dan pare tumbuh dengan sehat panen sanggup dilakukan secara interval selama 4 bulan.
Demikian tadi klarifikasi cara budidaya pare secara lengkap. Semoga sanggup menginspirasi para petani yang ingin membudidayakan tumbuhan ini.
Pemupukan ialah salah satu hal yang sangat perlu dalam menanam tumbuhan apapun dalam rangka untuk mendapat tumbuhan yang sehat, berpengaruh dan sanggup berproduksi sesuai dengan potensi yang ada dalam tanah tersebut.
Pemupukan pertama sanggup dilakukan pada 1-2 ahad sebelum tanam, pada ketika pengolahan tanah, dan atau pada waktu pembuatan lubang tanam.
Sedangkan pemupukan susulan dilakukan pada ketika tumbuhan telah berumur 3 minggu. Jenis pupuk sanggup memakai kombinasi antara Urea, TSP dan KCL dengan perbandingan 1:2:2.
Untuk hasil maksmial perlu juga dilakukan pemupukan susulan kedua yaitu pada 2 ahad sehabis pemupukan susulan pertama. Sedangkan dosisnya ialah 1/2 dari pemupukan susulan pertama. Dapat juga menambahkan pupuk NPK.
Pembuatan Turus atau Para-Para
Turus ialah media untuk perambatan untuk tumbuhan pare. Dalam bahasa jawa juga disebut Lanjaran. Turus dibentuk untuk memanjat batang utama pare sedangkan para-para dipakai untuk menjalarnya tunas-tunas dari batang utama yang nantinya akan menghasilkan buah pare. Tinggi turus dan para-para berkisar antara 1,5 hingga 2 meter. Usahakan pembuatan turus dan para-para ini dikerjakan dengan baik sehingga buah pare sanggup menggantung dengan baik.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Salah satu hambatan dari budidaya pare atau budidaya tumbuhan apapun ialah hama dan penyakit. oleh karenanya perlu melaksanakan pencegahan dan pengobatan kalau memang sudah terserang. Pengendalian hama dan penyakit harus didasarkan pada prinsip ekonomi, artinya tindakan ini sanggup dilakukan secara intensif apabila dari segi ekonomi serangan hama dan penyakit sanggup mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Pada dasarnya serangan hama dan penyakit pada budidaya pare tidak banyak namun perlu diketahui untuk mengantisipasinya.
Adapun hama yang sering menyerang pada tumbuhan pare adalah:
- Ulat Grayak
Biasanya Ulat ini menyerang pada malam hari sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di dalam tanah. Akibat dari serangan hama ini ialah sanggup mengakibatkan daun pare akan habis dimakannya. Untuk mengatasinya sanggup dilakukan secara mekanis yaitu memusnahkan telur-telur yang gres menetas bersama dengan daun yang ditempeli oleh telur tersebut. Dapat juga dengan melaksanakan penyemprotan insektisida.
- Lembing (Epilachma sparsa)
Efek dari serangan hama ini ialah daun pare hanya akan tersisa tulangnya saja. Kemudian daun akan menjadi kering dan kecoklat-coklatan, yang sanggup mengakibatkan produksi pare menjadi turun. Langkah pengendaliannya ialah dengan menangkap telur atau larvanya atau dengan melakan rotasi tumbuhan dan penyemprotan insektisida.
- Kepik (Leptoglossus australis)
Gejala serangan hama ini ialah kualitas buah menurun, bekas serangan hama ini sering ditumbuhi cendawan Nematospora, akhirya buahnya menajadi busuk. Pengendaliannya dengan menyemprotkan racun kontak menyerupai azodrin dengan takaran 2cc/liter.
- Lalat Buah (Dacus cucurbitae cog)
Hama ini tidak hanya menyerang tumbuhan pare, tapi juga tumbuhan lainnya. Gejala serangannya ialah daging buah tidak sanggup dimakan lantaran wangi dan basah dengan ratusan belatung. Untuk mengendalikannya ialah dengan membungkus tumbuhan pare pada waktu buah masih gampang dengan memakai kertas atau daun pisang yang telah kering.
Adapun penyakit yang sering menyerang tumbuhan pare antara lain:
Penyakit Embun Tepung
Gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah. daun yang terjangkit menjadi kuning, cuklat dan kesannya mengering. Pengedaliannya sanggup dilakukan dengan cara mengurangi kelembaban disekitar tanaman, membuang pecahan tumbuhan yang terserang, menanam varietas yang resisten dan disemprot dengn fungisida sulful takaran 2gr/liter.
Antraktosa
Gejala penyakit ini ialah daun bernoda hitam. pada serangan yang berat batan dan buh sanggup juga terserang. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan collectrichum sp. pengendaliannya ialah dengan memusnahkan tumbuhan yang terserang, pergilirian tumbuhan dan penyemprotan fungisida Benlate dengan takaran 2gr/liter.
Penyakit Layu
Gejala layu sanggup dilihat pada ujung daun, kemudian menyebar ke seluruh daun dan akan mengkerut kemudian mengering. Cara mengatasinya ialah dengan memusnahkan tumbuhan yang terserang, menyiram larutan fungisida Benlate ke tanah bekas tumbuhan yang terjangkit penyakit.
7. Panen
Dalam budidaya pare ini tumbuhan pare mulai berbunga sekitar 1,5 bulan dan biasanya 1 bulan kemudian buah pertama sudah sanggup dipetik. Untuk panen kedua, ketiga dan seterusnya dengan interval 6-7 hari. Dalam kondisi tanah subur dan pare tumbuh dengan sehat panen sanggup dilakukan secara interval selama 4 bulan.
Demikian tadi klarifikasi cara budidaya pare secara lengkap. Semoga sanggup menginspirasi para petani yang ingin membudidayakan tumbuhan ini.
Post a Comment for "Cara Budidaya Pare (Lengkap)"