Cara Menanam Cabai Merah Hasil Melimpah
Budidaya cabe merupakan salah satu bidang perjuangan yang mempunyai prospek yang besar. Cabe yaitu salah satu kebutuhan pokok yang setiap hari selalu dipakai sebagai bumbu masak hingga pada tingkat produk makanan. Oleh karenanya tingkat kebutuhan cabai sangat tinggi dan membutuhkan pasokan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dari situlah budidaya tumbuhan cabai sangat dianjurkan lantaran mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Sebelum memulai budidaya cabe hendaknya petani memperhatikan dan mengontrol harga cabai dipasaran untuk menentukan waktu tanam. Karena harga cabai sangat fluktuatif atau tidak menentu. Jika beruntung harga cabai sanggup mencapai 100 rb / kg dan tidak jarang pula harga cabai turun hingga 10 ribu per kilogramnya. Strategi yang sanggup dipakai untuk mendapat hasil melimpah yaitu tidak menanam pada ketika harga cabai sedang turun atau pada ketika pasokan cabai melimpah.
Setelah menentukan waktu tanam, petani juga harus memperhatikan cara menanam cabe yang sempurna pula semoga benar-benar mendapat hasil yang maksimal.
Pada artikel ini akan kami jelaskan tentang cara menanam cabai merah (Capsicum annum). Jenis cabai ini termasuk dalam keluarga terong-terongan atau Solanaceae. Cabe merah sangat disukai oleh masyarakat. Baik untuk bumbu dapur, dan sanggup pula diawetkan contohnya dalam bentuk acar, saus, tepung cabai dan buah kering.
Syarat Tumbuh Tanaman Cabe
Cabe merah sanggup tumbuh baik pada dataran rendah dan dataran tinggi. Tanaman ini sangat baik untuk dibudidayakan lantaran cocok dengan iklim Indonesia. Cabe merah sanggup hidup pada ketingian 0-1000 meter dpl. Suhu yang baik untuk pertumbuhan cabai merah yaitu antara 24-28 derajat celcius.
Kondisi tanah yang baik untuk budidaya cabai merah yaitu tanah yang berstruktur gembur, subur, kaya materi organik, dan mempunyai pH tanah antara 6-7.
Untuk tempat penanaman di sawah waktu yang baik untuk menanam cabai merah yaitu pada simpulan demam isu penghujan sedangkan di lahan tegalan waktu yang baik yaitu pada ketika demam isu hujan. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan kondisi ketersediaan air pada kedua tempat tersebut.
Sebelum memulai budidaya cabe hendaknya petani memperhatikan dan mengontrol harga cabai dipasaran untuk menentukan waktu tanam. Karena harga cabai sangat fluktuatif atau tidak menentu. Jika beruntung harga cabai sanggup mencapai 100 rb / kg dan tidak jarang pula harga cabai turun hingga 10 ribu per kilogramnya. Strategi yang sanggup dipakai untuk mendapat hasil melimpah yaitu tidak menanam pada ketika harga cabai sedang turun atau pada ketika pasokan cabai melimpah.
Setelah menentukan waktu tanam, petani juga harus memperhatikan cara menanam cabe yang sempurna pula semoga benar-benar mendapat hasil yang maksimal.
Pada artikel ini akan kami jelaskan tentang cara menanam cabai merah (Capsicum annum). Jenis cabai ini termasuk dalam keluarga terong-terongan atau Solanaceae. Cabe merah sangat disukai oleh masyarakat. Baik untuk bumbu dapur, dan sanggup pula diawetkan contohnya dalam bentuk acar, saus, tepung cabai dan buah kering.
Syarat Tumbuh Tanaman Cabe
Cabe merah sanggup tumbuh baik pada dataran rendah dan dataran tinggi. Tanaman ini sangat baik untuk dibudidayakan lantaran cocok dengan iklim Indonesia. Cabe merah sanggup hidup pada ketingian 0-1000 meter dpl. Suhu yang baik untuk pertumbuhan cabai merah yaitu antara 24-28 derajat celcius.
Kondisi tanah yang baik untuk budidaya cabai merah yaitu tanah yang berstruktur gembur, subur, kaya materi organik, dan mempunyai pH tanah antara 6-7.
Untuk tempat penanaman di sawah waktu yang baik untuk menanam cabai merah yaitu pada simpulan demam isu penghujan sedangkan di lahan tegalan waktu yang baik yaitu pada ketika demam isu hujan. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan kondisi ketersediaan air pada kedua tempat tersebut.
Teknik Budidaya Cabe Merah
1. Bibit Cabe
Usahakan menentukan bibit cabai unggul untuk mendapat hasil yang maksimal. Saat ini sudah banyak varietas cabai yang beredar di pasaran, baik bibit unggul maupun lokal.
Untuk budidaya cabai merah ini sanggup memakai varietas Lembang-1, Tanjung-2, Hot Chilli, Hot Beauty dan lain-lain sesuai dengan keinginan. Kebutuhan benih sekitar 250-350 g/hektar.
Anda sanggup membeli benih tersebut di toko pertanian terdekat atau sanggup dengan menciptakan bibit sendiri dengan mengambil buah pada tumbuhan sebelumnya.
Untuk menciptakan bibit sendiri usahakan menentukan tumbuhan induk yang sehat, kuat, produktifitas tinggi dan tidak terjangkit hama maupun penyakit. Adapun buah cabai yang akan dibentuk bibit pilih yang besar dan sehat. Kemudian keluarkan biji cabai dengan cara menyayat kulit buah dan ambil biji pada potongan tengah. Lalu keringkan di terik matahari kurang lebih selama 3 hari.
2. Penyemaian
Media penyemaian sanggup memakai bedengan ataupun polybag. Namun akan lebih efektif jikalau memakai polybag guna mengantisipasi benih yang tidak tumbuh. Kalau memakai bedengan dikahwatirkan jarak antar benih terlalu rapat sehingga menciptakan pertumbuhan cabai terganggu dan banyak yang tidak tumbuh.
Bahan-bahan yang akan dipakai untuk menciptakan media penyemaian diantaranya tanah, arang sekam dan pupuk kandang. Campur bahan-bahan tersebut hingga rata dengan perbandingan 2:1:1. Setelah itu masukkan ke dalam polybag yang terbuat dari plastik atau dedaunan.
Sebelum benih di tanam di polybag, rendam dulu dalam air hangat dengan suhu sekitar 50 derajat celcius atau direndam dalam larutan Previcu N (1cc/l) selama 3 jam untuk penyeleksian. Buang benih yang terapung lantaran benih tersebut sulit untuk tumbuh. Gunakan bibit yang tenggelam.
Masukkan benih/biji cabai hasil seleksi ke dalam polybag sedalam 1/2 cm dan tutup dengan kompos halus. Dan siram semoga kelembabannya terjaga. Setelah itu susun rapi polybag tersebut dan usahakan berikan naungan untuk menjaganya dari sinar matahari secara pribadi dan air hujan.
Lakukan penyiraman pada bibit seitap pagi dan sore hari. Bibit cabai yang sudah siap tanam sekitar berumur 21-24 hari atau ketika bibit sudah tumbuh 3-4 helai daun.
3. Pengolahan Tanah
Lahan untuk menanam cabai merah ini sanggup memakai lahan kering/tegalan dan lahan sawah.
a. Lahan kering/tegalan
Lakukan pengolahan tanah dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur dan bersihkan dari sisa-sisa akar tumbuhan lain yang sanggup mengganggu. Kemudian buat bedengan dengan lebar 1-1,5 m tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan sekitar 30 cm. Buat lubang tanam dengan jarak 50x70 cm sehingga dalam tiap bedengan nanti akan terdapat 2 baris tanaman.
b. Lahan sawah
Tanah dicangkul atau dibajak hingga gembur kemudian dibentuk bednegan dengan lebar 1,5m dan antara bedengan dibentuk parit sedalam 50 cm dan lebar 50cm. Buatlah lubang tanam dengan jarak 50x40 cm. Lakukan pengapuran jikalau pH tanah kurang dari 5,5 dengan memakai Kaptan/Dolomit dengan takaran 1,5ton/hektar. Waktu pengapuran yang baik yaitu 3-4 ahad sebelum tanam atau bersamaan dengan pengolahan tanah semoga sanggup tercampur dengan rata. Pengapuran ini juga sanggup diaplikasikan pada lahan kering/tegalan.
4. Penanaman
Pada ketika bibit berumur 3 ahad atau bibit sudah tumbuh 3-4 helai daun, bibit sanggup dipindahkan ke lahan penanaman. Sebaiknya lakukan penanaman pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari bibit stress lantaran terik matahari.
Cara menanam cabai merah pada lahan yaitu dengan memasukkan bibit pada lubang tanam yang telah dibentuk tadi dan diuruk dengan tanah disekitarnya. Jangan lupa untuk menyobek plastik polybag sebelum ditanam. Kemudian siram dengan air secukupnya semoga kelembabannya tetap terjaga.
5. Perawatan
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk Perawatan pada tumbuhan budidaya cabai merah diantaranya penyiraman, pemasangan ajir, perempelan, pemupukan, penyiangan gulma, dan pengendalian hama dan penyakit.
Penyiraman
Cabe termasuk tumbuhan yang tidak tahan terhadap kekeringan tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air. Oleh karenanya Penyiraman sanggup dilakukan pada ketika demam isu kering atau disaat cabai membutuhkan air.
Jumlah kebutuhan air per tumbuhan selama pertumbuhan vegetatif sekitar 250 ml tiap 2 hari dan meningkat mejadi 450 ml tiap 2 hari pada masa pembungaan dan pembuahan.
Cara aplikasi penyiraman sanggup memakai gembor atau penggenangan. Lakukan penggenakan setiap 2 ahad sekali.
Penyulaman
Pada masa awal pertumbuhan, hendaknya dipantau terus perkembangannya. Jika dalam waktu 1-2 ahad sesudah tanam terdapat bibit yang mati atau sakit pribadi dicabut dan diganti dengan bibit yang baru. Oleh karenanya pada ketika pembuatan bibit usahakan menciptakan bibit lebih untuk antisipasi penyulaman.
Pemberian Ajir
Tanaman cabai memerlukan ajir atau tongkat untuk menopang tumbuhan bangun tegak. Tancapkan ajir dengan jarak minimal 4cm dari pangkal batang. Waktu untuk menancapkan ajir ini sebaiknya semenjak hari ke 7 sesudah tanam.
Pemangkasan
Tujuan pemangakasan yaitu untuk mengoptimalkan pertumbuhan cabang semoga sanggup berproduksi secara optimal. Lakukan pemangkasan pada tunas air yang tumbuh di bawah cabang utama atau pada ketiak daun ketika tumbuhan berumur 3 minggu.
Pemupukan
Pupuk dasar yang sanggup diberikan sanggup berupa pupuk sangkar kuda atau sapi sebanyak 20-40 ton/ha dan pupuk buatan TSP dengan takaran 200-225 kg/hektar diberikan sebelum tanam.
Pada pemupukan susulan sanggup diberikan pupuk Urea 100-150kg/ha, ZA 300-400 kg/ha dan KCL 150-200 kg/ha. Diaplikasikan 3 kali pada umur 3,6 dan 9 ahad sesudah tanam.
Atau bila ingin irit dan mudah sanggup mengggunakan organik cair. Pemupukan sanggup dilakukan dengan cara siramkan 100 ml larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap tanaman. Dapat juga ditambah NPK pada gabungan tersebut.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang sering menyerang pada tumbuhan cabai diantaranya kutu kebul, thrips, kutu daun, ulat grayak, ulat buah tomat, lalat buah, antraknose, panyakit layu, virus kuning dll.
Berikut ini penjelasannya:
Hama
Thrips (Thrips parvispinus)
Gejala: Permukaan bawah daun berwarna keperak-perakan kemudian daun menjadi keriting dan berkerut.
Pengendalian: Lakukan pemantauan secara terpola pada 10-20 tumbuhan setiap 5 hari sekali. Semprot dengan pestisida menyerupai pegasus, mesural atau yang lainnya sesuai tawaran Bila ditemukan 5-10 thrips/daun muda.
Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Gejala: Terdapat noda-noda kecil bekas bacokan pada buah cabe. Akibatnya tumbuhan cabai akan rontok.
Pengendalian: memasang perangkap methil eugenol (ME) sebanyak 50-100 buah/ha pada ketika tumbuhan berbunga. Lalat buah yang tertangkap segera dimusnahkan. Atau pengendalian secara manual sanggup dilakukan dengan cara memungut dan mengumpulkan buah cabai yang rontok, kemudidan dimusnakan semoga lalat tidak menjadi pupa yang bersemayam di dalam tanah.
Kutu Daun
Gejala: daun menjadi kering dan permukaan daun keriting lantaran hama ini menyerang dengan cara menghisap cairan pada daun.
Pengendalian: Petik daun yang terjangkit dan dimusnahkan atau sanggup juga dengan memakai insektisida yang mengandung fipronil atau diafenthiuron.
Penyakit
Virus Kuning
Gejala: dari kejauhan tumbuhan cabai berubah warna dai hijau menjadi kekuningan. tanda-tanda awal dimulai dengan pucuk mengkerut cekung berwarna mozik hijau pucat, pertumbuhan terhambat dan daun mengebal disertai dengan tonjolan berwarna hijau tua. Penyakit ini sanggup menyebabkan tumbuhan cabai tidak berbuah sama sekali.
Penendalian: Mengolah lahan dengan baik serta memperlihatkan pupuk berimbang. Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semai dengan kain kasa atau plastik yang dilubangi. Pada kawasan yang terjangkit berat, tumbuhan muda tidak dibuang tetapi dibuang pada potongan daun yang memperlihatkan tanda-tanda kuning keriting kemudian disemprotkan pupuk daun.
Antraknosa (Colletotrichum sp)
Gejala: Gejala awal berupa bercak kecil menyerupai tersiram air, luka ini berkembang dengan cepat hingga ada yang bergaris tengah. pada fase sampaumur tumbuhan sanggup menjadi mati pucuk, batang kering dan pada buah akan menjadi anyir dan terbakar.
Pegendalian: melaksanakan mencegahan dengan menentukan bibit/benih yang sehat dan bebas patogen. Jika sudah terjangkit sanggup dilakukan dengan cara memusnahkan tumbuhan yang terjangkit dan penyemprotan fungisida.
Busuk Batang dan Busuk Daun
Gejala: Infeksi pertama terjadi pada titik tumbuh, bunga dan pucuk daun kemudian menyebar ke potongan bawah tanaman. Pucuk daun berubah warna dari hjau muda menjadi warna coklat kemudian hitam dan jadinya membusuk. Pada potongan batang yang terjangkit akan menjadi anyir kering, kulitnya gampang terkelupas dan jadinya tumbuhan mati.
Pengendalian:
Untuk mencegah serangan penyakit ini sanggup dikendalikan dengan mengurangi takaran pemupukan nitrogen dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam semoga sirkulasi udara berjalan lancar.
Jika tumbuhan sudah terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Bisa juga dilakukan penyemprotan fungisida.
6. Pemanenan
Untuk dataran rendah Cabe merah sanggup dipanen pertama kali pada umur 70-75 hari sesudah tanam. Sedangkan untuk dataran tinggi sanggup dipanen pada umur 4-5 bulan dengan interval 3-7 hari.
Pada ketika panen harap diperhatikan juga jikalau terdapat buah yang rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknose segera dimusnahkan saja.
Demikianlah sekilas ihwal cara menanam cabai merah yang kami rangkum dari banyak sekali sumber sebagai materi acuan untuk para petani yang ingin membuatkan budidaya cabai merah dengan hasil melimpah. Semoga bermanfaat.
Usahakan menentukan bibit cabai unggul untuk mendapat hasil yang maksimal. Saat ini sudah banyak varietas cabai yang beredar di pasaran, baik bibit unggul maupun lokal.
Untuk budidaya cabai merah ini sanggup memakai varietas Lembang-1, Tanjung-2, Hot Chilli, Hot Beauty dan lain-lain sesuai dengan keinginan. Kebutuhan benih sekitar 250-350 g/hektar.
Anda sanggup membeli benih tersebut di toko pertanian terdekat atau sanggup dengan menciptakan bibit sendiri dengan mengambil buah pada tumbuhan sebelumnya.
Untuk menciptakan bibit sendiri usahakan menentukan tumbuhan induk yang sehat, kuat, produktifitas tinggi dan tidak terjangkit hama maupun penyakit. Adapun buah cabai yang akan dibentuk bibit pilih yang besar dan sehat. Kemudian keluarkan biji cabai dengan cara menyayat kulit buah dan ambil biji pada potongan tengah. Lalu keringkan di terik matahari kurang lebih selama 3 hari.
2. Penyemaian
Media penyemaian sanggup memakai bedengan ataupun polybag. Namun akan lebih efektif jikalau memakai polybag guna mengantisipasi benih yang tidak tumbuh. Kalau memakai bedengan dikahwatirkan jarak antar benih terlalu rapat sehingga menciptakan pertumbuhan cabai terganggu dan banyak yang tidak tumbuh.
Bahan-bahan yang akan dipakai untuk menciptakan media penyemaian diantaranya tanah, arang sekam dan pupuk kandang. Campur bahan-bahan tersebut hingga rata dengan perbandingan 2:1:1. Setelah itu masukkan ke dalam polybag yang terbuat dari plastik atau dedaunan.
Sebelum benih di tanam di polybag, rendam dulu dalam air hangat dengan suhu sekitar 50 derajat celcius atau direndam dalam larutan Previcu N (1cc/l) selama 3 jam untuk penyeleksian. Buang benih yang terapung lantaran benih tersebut sulit untuk tumbuh. Gunakan bibit yang tenggelam.
Masukkan benih/biji cabai hasil seleksi ke dalam polybag sedalam 1/2 cm dan tutup dengan kompos halus. Dan siram semoga kelembabannya terjaga. Setelah itu susun rapi polybag tersebut dan usahakan berikan naungan untuk menjaganya dari sinar matahari secara pribadi dan air hujan.
Lakukan penyiraman pada bibit seitap pagi dan sore hari. Bibit cabai yang sudah siap tanam sekitar berumur 21-24 hari atau ketika bibit sudah tumbuh 3-4 helai daun.
3. Pengolahan Tanah
Lahan untuk menanam cabai merah ini sanggup memakai lahan kering/tegalan dan lahan sawah.
a. Lahan kering/tegalan
Lakukan pengolahan tanah dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur dan bersihkan dari sisa-sisa akar tumbuhan lain yang sanggup mengganggu. Kemudian buat bedengan dengan lebar 1-1,5 m tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan sekitar 30 cm. Buat lubang tanam dengan jarak 50x70 cm sehingga dalam tiap bedengan nanti akan terdapat 2 baris tanaman.
b. Lahan sawah
Tanah dicangkul atau dibajak hingga gembur kemudian dibentuk bednegan dengan lebar 1,5m dan antara bedengan dibentuk parit sedalam 50 cm dan lebar 50cm. Buatlah lubang tanam dengan jarak 50x40 cm. Lakukan pengapuran jikalau pH tanah kurang dari 5,5 dengan memakai Kaptan/Dolomit dengan takaran 1,5ton/hektar. Waktu pengapuran yang baik yaitu 3-4 ahad sebelum tanam atau bersamaan dengan pengolahan tanah semoga sanggup tercampur dengan rata. Pengapuran ini juga sanggup diaplikasikan pada lahan kering/tegalan.
4. Penanaman
Pada ketika bibit berumur 3 ahad atau bibit sudah tumbuh 3-4 helai daun, bibit sanggup dipindahkan ke lahan penanaman. Sebaiknya lakukan penanaman pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari bibit stress lantaran terik matahari.
Cara menanam cabai merah pada lahan yaitu dengan memasukkan bibit pada lubang tanam yang telah dibentuk tadi dan diuruk dengan tanah disekitarnya. Jangan lupa untuk menyobek plastik polybag sebelum ditanam. Kemudian siram dengan air secukupnya semoga kelembabannya tetap terjaga.
5. Perawatan
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk Perawatan pada tumbuhan budidaya cabai merah diantaranya penyiraman, pemasangan ajir, perempelan, pemupukan, penyiangan gulma, dan pengendalian hama dan penyakit.
Penyiraman
Cabe termasuk tumbuhan yang tidak tahan terhadap kekeringan tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air. Oleh karenanya Penyiraman sanggup dilakukan pada ketika demam isu kering atau disaat cabai membutuhkan air.
Jumlah kebutuhan air per tumbuhan selama pertumbuhan vegetatif sekitar 250 ml tiap 2 hari dan meningkat mejadi 450 ml tiap 2 hari pada masa pembungaan dan pembuahan.
Cara aplikasi penyiraman sanggup memakai gembor atau penggenangan. Lakukan penggenakan setiap 2 ahad sekali.
Penyulaman
Pada masa awal pertumbuhan, hendaknya dipantau terus perkembangannya. Jika dalam waktu 1-2 ahad sesudah tanam terdapat bibit yang mati atau sakit pribadi dicabut dan diganti dengan bibit yang baru. Oleh karenanya pada ketika pembuatan bibit usahakan menciptakan bibit lebih untuk antisipasi penyulaman.
Pemberian Ajir
Tanaman cabai memerlukan ajir atau tongkat untuk menopang tumbuhan bangun tegak. Tancapkan ajir dengan jarak minimal 4cm dari pangkal batang. Waktu untuk menancapkan ajir ini sebaiknya semenjak hari ke 7 sesudah tanam.
Pemangkasan
Tujuan pemangakasan yaitu untuk mengoptimalkan pertumbuhan cabang semoga sanggup berproduksi secara optimal. Lakukan pemangkasan pada tunas air yang tumbuh di bawah cabang utama atau pada ketiak daun ketika tumbuhan berumur 3 minggu.
Pemupukan
Pupuk dasar yang sanggup diberikan sanggup berupa pupuk sangkar kuda atau sapi sebanyak 20-40 ton/ha dan pupuk buatan TSP dengan takaran 200-225 kg/hektar diberikan sebelum tanam.
Pada pemupukan susulan sanggup diberikan pupuk Urea 100-150kg/ha, ZA 300-400 kg/ha dan KCL 150-200 kg/ha. Diaplikasikan 3 kali pada umur 3,6 dan 9 ahad sesudah tanam.
Atau bila ingin irit dan mudah sanggup mengggunakan organik cair. Pemupukan sanggup dilakukan dengan cara siramkan 100 ml larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap tanaman. Dapat juga ditambah NPK pada gabungan tersebut.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang sering menyerang pada tumbuhan cabai diantaranya kutu kebul, thrips, kutu daun, ulat grayak, ulat buah tomat, lalat buah, antraknose, panyakit layu, virus kuning dll.
Berikut ini penjelasannya:
Hama
Thrips (Thrips parvispinus)
Gejala: Permukaan bawah daun berwarna keperak-perakan kemudian daun menjadi keriting dan berkerut.
Pengendalian: Lakukan pemantauan secara terpola pada 10-20 tumbuhan setiap 5 hari sekali. Semprot dengan pestisida menyerupai pegasus, mesural atau yang lainnya sesuai tawaran Bila ditemukan 5-10 thrips/daun muda.
Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Gejala: Terdapat noda-noda kecil bekas bacokan pada buah cabe. Akibatnya tumbuhan cabai akan rontok.
Pengendalian: memasang perangkap methil eugenol (ME) sebanyak 50-100 buah/ha pada ketika tumbuhan berbunga. Lalat buah yang tertangkap segera dimusnahkan. Atau pengendalian secara manual sanggup dilakukan dengan cara memungut dan mengumpulkan buah cabai yang rontok, kemudidan dimusnakan semoga lalat tidak menjadi pupa yang bersemayam di dalam tanah.
Kutu Daun
Gejala: daun menjadi kering dan permukaan daun keriting lantaran hama ini menyerang dengan cara menghisap cairan pada daun.
Pengendalian: Petik daun yang terjangkit dan dimusnahkan atau sanggup juga dengan memakai insektisida yang mengandung fipronil atau diafenthiuron.
Penyakit
Virus Kuning
Gejala: dari kejauhan tumbuhan cabai berubah warna dai hijau menjadi kekuningan. tanda-tanda awal dimulai dengan pucuk mengkerut cekung berwarna mozik hijau pucat, pertumbuhan terhambat dan daun mengebal disertai dengan tonjolan berwarna hijau tua. Penyakit ini sanggup menyebabkan tumbuhan cabai tidak berbuah sama sekali.
Penendalian: Mengolah lahan dengan baik serta memperlihatkan pupuk berimbang. Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semai dengan kain kasa atau plastik yang dilubangi. Pada kawasan yang terjangkit berat, tumbuhan muda tidak dibuang tetapi dibuang pada potongan daun yang memperlihatkan tanda-tanda kuning keriting kemudian disemprotkan pupuk daun.
Antraknosa (Colletotrichum sp)
Gejala: Gejala awal berupa bercak kecil menyerupai tersiram air, luka ini berkembang dengan cepat hingga ada yang bergaris tengah. pada fase sampaumur tumbuhan sanggup menjadi mati pucuk, batang kering dan pada buah akan menjadi anyir dan terbakar.
Pegendalian: melaksanakan mencegahan dengan menentukan bibit/benih yang sehat dan bebas patogen. Jika sudah terjangkit sanggup dilakukan dengan cara memusnahkan tumbuhan yang terjangkit dan penyemprotan fungisida.
Busuk Batang dan Busuk Daun
Gejala: Infeksi pertama terjadi pada titik tumbuh, bunga dan pucuk daun kemudian menyebar ke potongan bawah tanaman. Pucuk daun berubah warna dari hjau muda menjadi warna coklat kemudian hitam dan jadinya membusuk. Pada potongan batang yang terjangkit akan menjadi anyir kering, kulitnya gampang terkelupas dan jadinya tumbuhan mati.
Pengendalian:
Untuk mencegah serangan penyakit ini sanggup dikendalikan dengan mengurangi takaran pemupukan nitrogen dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam semoga sirkulasi udara berjalan lancar.
Jika tumbuhan sudah terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Bisa juga dilakukan penyemprotan fungisida.
6. Pemanenan
Untuk dataran rendah Cabe merah sanggup dipanen pertama kali pada umur 70-75 hari sesudah tanam. Sedangkan untuk dataran tinggi sanggup dipanen pada umur 4-5 bulan dengan interval 3-7 hari.
Pada ketika panen harap diperhatikan juga jikalau terdapat buah yang rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknose segera dimusnahkan saja.
Demikianlah sekilas ihwal cara menanam cabai merah yang kami rangkum dari banyak sekali sumber sebagai materi acuan untuk para petani yang ingin membuatkan budidaya cabai merah dengan hasil melimpah. Semoga bermanfaat.
Budidaya Tanaman Lainnya:
Budidaya Sawi
Cara Menanam Bayam
Cara Menanam Buah Naga
Cara Budidaya Pare
Cara Menanam Cabe Dan Pengendalian Hamanya
Sumber Referensi:
http://alamtani.com/budidaya-cabe-merah.html
http://lampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/teknologibudidayacabai
http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/index.php?bawaan=teknologi/isi_teknologi&id_menu=4&id_submenu=19&id=47
Post a Comment for "Cara Menanam Cabai Merah Hasil Melimpah"