Cara Mengatasi Panyakit Blas Pada Tanaman Padi
Penyakit Blas merupakan salah satu hambatan serius untuk tumbuhan padi, khususnya padi gogo. Jika terserang penyakit ini sanggup berakibat gagal panen dan petani pun merugi. Serangan blas daun yang tinggi sanggup mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan dan anakan produktif yang mengakibatkan malai kecil dengan sedikit gabah bahkan sanggup mengakibatkan seluruh tumbuhan mati sebelum berbunga. Serangannya sanggup menurunkan hasil secara pribadi lantaran leher malai basi dan patah sehingga pengisian terganggu dan bulir padi menjadi hampa.
Cara yang paling efektif, murah dan ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit blas yaitu penggunaan varietas tahan. Beberapa varietas yang masih mengatakan reaksi tahan yaitu Limboto, Danau Gaung, Situ Patenggang dan Batutegi.
Pemakaian jerami sebagai kompos
Pembenaman jerami dalam tanah sebagai kompos sanggup mengakibatkan miselia dan spora dari Cendawan P. grisea mati lantaran naiknya suhu selama proses dekomposisi.
Penggunaan pupuk nitrogen dengan takaran anjuran
Dosis pupuk N berkolerasi kasatmata terhadap intensitas penyakit blas, artinya semakin tinggi takaran pupuk N maka intensitas penyakit makin tinggi. Untuk itu, penggunaan pupuk N harus sesuai anjuran.
Pengendalian secara Kimiawi
Perlakuan benih
Pengendalian penyakit blas akan efektif apabila dilaksanakan sedini mungkin, hal ini disebabkan lantaran penyakit blas sanggup ditularkan melalui benih. Perlakuan benih sanggup dilakukan dengan penggunaan fungisida sistemik ibarat pyroquilon (5-10 g/kg benih).
Cara perendaman benih (soaking). Benih direndam dalam larutan fungisida selama 24 jam dan selama periode ini larutan diaduk selama merata setiap 6 jam. Perbandingan berat benih dan volume air yaitu 1 : 2 (1 kg benih : 2 liter air). Benih yang telah direndam dianginkan dalam suhu kamar di atas kertas koran dan dibiarkan hingga benih tersebut disebarkan di lahan gogo. Pada padi sawah perendaman dalam larutan fungisida dilakukan sebelum pemeraman.
Cara pelapisan (coating). Cara ini lebih efektif dari pada cara pertama dan lebih cocok untuk lahan kering (gogo). Benih dibasahi dengan cara merendam beberapa jam kemudian ditiriskan hingga air tidak menetes lagi. Fungisida yang dipakai dengan takaran tertentu dicampur dengan 1 kg benih lembap dan dikocok hingga merata, benih dikeringanginkan dengan cara yang sama ibarat metode sebelumnya dan selanjutnya siap tanam.
Penyemprotan tanaman. Efikasi fungisida untuk perlakuan banih hanya bertahan 6 ahad dan selanjutnya perlu diadakan penyemprotan tanaman. Aplikasi penyemprotan untuk menekan serangan penyakit blas leher yaitu dua kali yaitu pada ketika anakan maksimum dan awal berbunga (heading 5%).
Beberapa fungisida yang sanggup dipakai untuk mengendalikan penyakit blas yaitu yang mengandung materi aktif isoprotionalane, benomyl+mancoseb,kasugamycin dan thiophanate methyl.
Pengendalian Penyakit Blas
Ketahanan Varietas.Cara yang paling efektif, murah dan ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit blas yaitu penggunaan varietas tahan. Beberapa varietas yang masih mengatakan reaksi tahan yaitu Limboto, Danau Gaung, Situ Patenggang dan Batutegi.
Pemakaian jerami sebagai kompos
Pembenaman jerami dalam tanah sebagai kompos sanggup mengakibatkan miselia dan spora dari Cendawan P. grisea mati lantaran naiknya suhu selama proses dekomposisi.
Penggunaan pupuk nitrogen dengan takaran anjuran
Dosis pupuk N berkolerasi kasatmata terhadap intensitas penyakit blas, artinya semakin tinggi takaran pupuk N maka intensitas penyakit makin tinggi. Untuk itu, penggunaan pupuk N harus sesuai anjuran.
Pengendalian secara Kimiawi
Perlakuan benih
Pengendalian penyakit blas akan efektif apabila dilaksanakan sedini mungkin, hal ini disebabkan lantaran penyakit blas sanggup ditularkan melalui benih. Perlakuan benih sanggup dilakukan dengan penggunaan fungisida sistemik ibarat pyroquilon (5-10 g/kg benih).
Cara perendaman benih (soaking). Benih direndam dalam larutan fungisida selama 24 jam dan selama periode ini larutan diaduk selama merata setiap 6 jam. Perbandingan berat benih dan volume air yaitu 1 : 2 (1 kg benih : 2 liter air). Benih yang telah direndam dianginkan dalam suhu kamar di atas kertas koran dan dibiarkan hingga benih tersebut disebarkan di lahan gogo. Pada padi sawah perendaman dalam larutan fungisida dilakukan sebelum pemeraman.
Cara pelapisan (coating). Cara ini lebih efektif dari pada cara pertama dan lebih cocok untuk lahan kering (gogo). Benih dibasahi dengan cara merendam beberapa jam kemudian ditiriskan hingga air tidak menetes lagi. Fungisida yang dipakai dengan takaran tertentu dicampur dengan 1 kg benih lembap dan dikocok hingga merata, benih dikeringanginkan dengan cara yang sama ibarat metode sebelumnya dan selanjutnya siap tanam.
Penyemprotan tanaman. Efikasi fungisida untuk perlakuan banih hanya bertahan 6 ahad dan selanjutnya perlu diadakan penyemprotan tanaman. Aplikasi penyemprotan untuk menekan serangan penyakit blas leher yaitu dua kali yaitu pada ketika anakan maksimum dan awal berbunga (heading 5%).
Beberapa fungisida yang sanggup dipakai untuk mengendalikan penyakit blas yaitu yang mengandung materi aktif isoprotionalane, benomyl+mancoseb,kasugamycin dan thiophanate methyl.
Tips Agar Padi Terhindar dari Penyakit Blas
- Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah.
- Hindarkan penggunaan pupuk N di atas takaran anjuran.
- Hindarkan tanam padi terus-menerus sepanjang tahun dengan varietas yang sama.
- Sanitasi lingkungan harus intensif, lantaran inang alternatif patogen khususnya kelompok rerumputan sangat potensial sebagai inokulum awal.
- Hindari tanam padi terlambat dari petani disekitarnya.
- Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian hingga umur 40 hari sehabis sebar.
- Penyemprotan fungisida sistemik minimum sekali pada awal berbunga untuk mencegah penyakit blas leher sanggup dianjurkan untuk kawasan endemik blas.
- Hindarkan jarak tanam rapat (sebar langsung).
- Pemakaian jerami sebagai kompos.
sumber: Sinar Tani
Post a Comment for "Cara Mengatasi Panyakit Blas Pada Tanaman Padi"