Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Panduan Lengkap Budidaya Jagung Unggul

Budidaya jagung merupakan salah satu pusat agribisnis yang banyak diminati oleh para petani Indonesia. Jagung merupakan tumbuhan serelia yang sanggup tumbuh hampir di seluruh dunia. Sebagai salah satu sumber materi pangan, jagung telah menjadi komoditas utama sehabis beras. Bahkan di beberapa wilayah di Indonesia jagung dijadikan masakan pokok.

Salah satu alasan para petani untuk budidaya jagung yaitu lantaran kemudahannya dalam budidaya. Tanaman jagung merupakan tumbuhan yang tidak membutuhkan perawatan intensif (tidak manja) dan sanggup ditanam di hampir semua jenis tanah.

Jagung merupakan tumbuhan yang sangat bermanfaat. Hampir semuah serpihan tumbuhan jagung mempunyai nilai ekonomis. Secara umum, beberapa manfaat bagian-bagian tumbuhan jagung diantaranya:
  • Batang dan daun muda untuk pakan ternak
  • Batang dan daun renta (setelah panen) untuk pupuk hijau atau kompos.
  • Batan dan daun kering untuk kayu bakar
  • Batang jagung sanggup juga dimanfaatkan untuk lanjaran (tulus)
  • Batang jagung untuk pulp (bahan kertas)
  • Buah jagun muda untuk sayuran, perkedel, bakwan, sambal goreng dan aneka macam macam resep masakan lainnya.
Selain itu jagung juga kaya akan kandungan nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan. Untuk lebih jelasnya silahkan baca :

Kandungan nutrisi dan manfaat jagung untuk kesehatan
Jenis-Jenis Jagung

Terdapat banyak jenis jagung yang beredar di Indonesia. Berdasarkan bentuk dan kandungan pati dalam biji (endosperma), jenis jagung sanggup digolongkan menjadi 7 macam diantaranya:

1. Jagung gigi kuda (Zea mays indentata)
Disebut jagung gigi kuda (dent cor) lantaran terdapat lekukan di puncak biji. Lekukan tersebut terjadi lantaran pati keras terdapat di pinggir dan pati lembek di puncak biji. Jagung gigi kuda umumnya berwarna kuning. Hampir 95% jagung yang diimpor merupakan jagung gigi kuda dan varietas gres juga umumnya tipe jagung gigi kuda.

2. Jagung Mutiara (Zea Mays indurata)

Jagung mutiara (flint corn) berbentuk lingkaran dan umumnya berwarna putih. Bagian luar biji keras dan licin lantaran terdiri dari pati keras. Jagung jenis lokal Indonesia umumnya tipe jagung mutiara. Jagung tipe ini biasanya berumur genjah sehingga hasilnya relatif rendah.

3. Jagung Manis (Zea mays saccharata)
Jagung anggun atau disebut juga sweet corn mengandung lebih banyak gula daripada pati sehingga kalau kering, bijinya keriput. Jagung anggun pada mulanya berkembang dari jagung gigi kuda dan jagung mutiara yang mengalami pemuliaan tumbuhan sehingga diperoleh jagung manis.

4. Jagung Berondong (Zea mays everta)
Jagung berondong atau pop corn yaitu jagung tipe mutiara, tetapi serpihan bijinya terdiri atas pati keras. Pada ketika biji dipanaskan, uap air yang terdapat dalam biji akan mengembang dan menerobos ke luar dan meletuskan biji. Kadar air optimum untuk proses peletusan sekitar 14%.

5. Jagung Tepung (Zea mays amylaceae)
Ciri khas Jagung tepung  yaitu serpihan biji terdiri dari pati lunak. Susunan pati lunak pada tipe jagung ini sangat gampang dicerna sehingga banyak dipakai sebagai masakan bayi. Jagung tepung banyak dikembang di kawasan Amerika Serikat dan beberapa negara di Amerika Selatan.

6. Jagung Polong (Zea Mays tunicata)
Jagung polong (pod corn) merupakan jenis jagung yang langka dan aneh. Masing-masing biji dibngkus oleh kelobot. Sementara seluruh tongkol juga terbungkus oleh kelobot menyerupai halnya jagung biasa.

7. Jagung Ketan
Jagung ketan (waxy corn) mempunyai kandungan amilopektin lebih besar dari amilosa dalam endospermanya. Amilopektin merupakan gugus gula yang bercabang dan kalau dicampur dengan iodium, akan menghasilkan warna merah. Kandungan amilopektin yang tinggi menjadikan rasa pulen pada jagung ketan.

Jagung Hibrida (Jagung Unggul)
Saat ini budidaya jagung bibit unggul sudah sangat terkenal di kalangan petani. Meskipun harga benihnya terbilang mahal tapi sebanding dengan hasil panen yang dicapai. Dan sejak jagung bibit unggul dikembangkan, rendahnya produktifitas jagung sanggup diatasi. Namun jenis jagung ini hanya sanggup ditanam maksimal dua kali turunan. Beberapa jenis jagung bibit unggul yang beredar di kawasan penulis ketika ini diantaranya DK999/95/979, Pacific 339/105/224, Pioner P27/P31, Bisi 222/18 dan lain-lain. Potensi hasil dengan menanam jagung bibit unggul sanggup mencapai 6-8 ton per hektar. 

  merupakan salah satu pusat agribisnis yang banyak diminati oleh para  petani Indonesia Panduan Lengkap Budidaya Jagung Unggul

PERSIAPAN BUDIDAYA JAGUNG

Syarat Tumbuh

Terdapat beberapa faktor guna memenuhi syarat tumbuh jagung supaya dalam budidaya jagung sanggup optimal diantara jenis tanah, air, dan iklim. Oleh lantaran itu supaya tumbuhan jagung sanggup tumbuh dengan baik dan menghasilkan tongkol dan biji yang banyak, diharapkan tempat penanaman dan iklim sesuai syarat tumbuh jagung.

1. Jenis Tanah
Jagung termasuk tumbuhan yang sanggup tumbuh pada banyak jenis tanah dan tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam budidayanya. Jagung dikenal sebagai tumbuhan yang sanggup tumbuh di lahan kering, sawah dan pasang surut, asalkan syarat tumbuh yang diharapkan terpenuhi. Secara umum ada beberapa persyaratan kondisi yang dikehendaki tumbuhan jagung antara lain sebagai berikut:
  • Jenis tanah yang baik untuk budidaya jagung antara lain tanah Andosol (berasal dari gunung berapi), Latosol, dan Grumosol. Pada tanah jenis Grumosol lantaran bertesktur berat maka harus dilakukan pengolahan tanah supaya jagung sanggup tumbuh optimal. Tanaman jagung akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur, gembur, dan kaya humus.
  • Unsur hara atau keasaman tanah juga merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya jagung. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tumbuhan jagung antara 5,6 - 7,5.
  • Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air yang baik.
  • Kemiringan tanah yang baik untuk budidaya jagung maksimum 8%. Hal ini dikarenakan kemungkinan terjadi abrasi tanah sangat kecil.
2. Iklim
Iklim tropis menyerupai di Indonesia merupakan iklim yang cocok untuk budidaya jagung. Jagung tidak menuntut persyaratan lingkungan yang ketat. Daerah yang dikehendaki sebagian besar tumbuhan jagung yaitu kawasan yang beriklim sedah sampai kawasan yang beriklim subtropis/tropis basah.

Dalam budidaya jagung `hendaknya juga mendapat sinar matahari yang cukup baik. Karena pertumbuhan tumbuhan jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Intensitas sinar matahari sangat penting terutama pada masa pertumbuhan. Dengan demikian hasil yang diperoleh akan maksimal.

3. Ketersediaan Air
Jagung merupakan tumbuhan yang membutuhkan air yang cukup banyak, terutama pada ketika pertumbuhan awal, ketika berbunga dan ketika pengisian biji. Kekurangan pada stadium tersebut akan menjadikan hasil yang menurun. 

PANDUAN CARA MENANAM JAGUNG

1. Persiapan Benih

Agar budidaya jagung sanggup mencapai hasil yang maksimal maka sangat dibutuhkan benih yang baik. Mutu benih sanggup dilihat dari pneampakannya menyerupai kebernasan benih, warna benih, adonan fisik benih dan perkecambahan benih. Secara umum mutu benih jagung yang baik sanggup dicirikan sebagai berikut:
  • daya tumbuh besar, lebih dari 90%
  • tidak tercampur dengan benih/varietas lain
  • Tidak mengandung kotoran
  • Tidak terkontaminasi hama penyakit
  • Sehat dan bernas
  • Tidak keriput, tetapi mengkilap.
Benih dengan ciri-ciri di atas sanggup diperoleh dari benih bersertifikat yang sudah diketahui identitas, varietas, dimana benih ini diproduksi dengan sistem pengawasan, dan memenuhi standar sertifikasi benih lapangan maupun laboratorium.

Untuk mendapat benih sanggup membeli di pasaran atau memproduksi sendiri. Bila membeli benih di pasaran hendaknya memperhatikan kemasannya. Benih yang dibeli sebaiknya dilengkapi dengan label benih bersertifikat supaya mutu benih terjamin.

Sedangkan benih yang diperoleh dari memproduksi sendiri hendaknya diambil dari tumbuhan jagung dengan pertumbuhan sehat. Jenis jagung untuk bibit ini bukan jenis bibit unggul lantaran benih jagung bibit unggul hanya sanggup ditanam dua kali turunan saja. Ciri-ciri jagung yang baik untuk benih diantaranya tongkol besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup rapat oleh klobot, serta tidak terjangkit hama dan penyakit. Tongkol dipetik pada ketika melewati fase matang fisiologi dengan ciri biji keras dan terbentuk lapisan hitam pada dasar biji serta sebagian besar daun telah menguning.

Setelah memperoleh benih yang baik, sebelum ditanam sebaiknya diadakan perlakuan benih dengan cara mencampur benih dengan pestisida menyerupai Benlate, Regent Red, Gaucho, Ridomil, supaya terbebas dari jamur dan serangan hama.

2. Persiapan Lahan

Pada umumnya budidaya jagung di Indonesia dilakukan di kawasan tegalan atau lahan sawah. Teknik dan cara menanam jagung sangat mensugesti hasil panen yang diperoleh. Agar hasil panen maksimal diharapkan pengolahan lahan yang baik.

Persiapan lahan dilakukan dengan pengolahan tanah dengan cara dibajak atau dicangkul. Tanah dibalikkan dan bongkah tanah dipecahkan supaya diperoleh tanah yang gembur. Dengan demikian, aerasi dalam tanah akan berlangsung dengan lancar. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak.

Setelah tanah diolah, dibentuk jalan masuk drainase. Pembuatan jalan masuk dengan jarak 3 meter sepanjang barisan tanaman. Lebar jalan masuk sekitar 25-30 cm dengan kedalaman 30 cm. Saluran ini dibentuk terutama pada tanah yang drainasenya kurang baik.

Pada lahan dengan pH kurang dari 5, tanah sebaiknya dilakukan pengapuran. Jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton per hektar. Untuk lahan yang sering ditanami, sebaiknya pengapuran dilakukan setiap 2-3 tahun sekali. Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar secara merata pada ketika pengolahan tanah, yaitu sekitar 1 bulan sebelum tanam. Kapur yang disarankan yaitu kapur pertanian (CaCO3) atau dolomit yang mengandung Ca dan Mg.

3. Penanaman

Setelah lahan diolah dan dilakukan pengapuran, tahap selanjutnya yaitu penanaman. Penanaman sanggup dilakukan dengan cara ditugal. Jarak tanam jagung sanggup diubahsuaikan dengan umur panen. Semakin panjang umurnya, tumbuhan akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas. Jarak tanam ideal yaitu 75 cm x 20 cm (1 tumbuhan / lubang) dengan kedalaman lubang sekitar 3-5 cm.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada ketika tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang air. Bila kering, tanah perlu diairi terlebih dahulu, kecuali kalau diduga akan terjadi hujan 1-2 hari lagi.

4. Pemeliharaan

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan tumbuhan jagung diantaranya penjarangan, penyiangan, pembumbunan, pemupukan dan pengairan.

a. Penjarangan
Banyaknya tumbuhan jagung yang ditanam umumnya lebih dari jumlah tumbuhan yang ingin dibiarkan hidup. Untuk itu, supaya julah tumbuhan per lubang yang dikehendaki sesuai sebaiknya dilakukan penjarangan. Bila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang dikehendaki 1 atau 2 maka tumbuhan tersebut harus dikurangi.

Penjarangan dilakukan pada ketika tumbuhan berumur 4 ahad sehabis tanam. tumbuhan yang diambil yaitu yang mempunyai pertumbuhan kurang baik. Penjarangan sanggup dilakukan dengan cara memotong batang dengan pisau, tetapi harus hati-hati supaya tumbuhan yang akan dibiarkan hidup tidak rusak. Tidak diperkenankan mencabut tumbuhan secara pribadi lantaran akan melukai akar tumbuhan lain yang dibiarkan hidup.

b. Penyiangan
Penyiangan pada budidaya jagung bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma. Penyiangan sanggup dilakukan dengan tangan, cangkul atau sabit.

Penyiangan sanggup juga dilakukan dengan cara menyemprotkan herbisida. Saat ini sudah tersedia herbisida purna tumbuh untuk mengatasi gulma jagung menyerupai Calaris, Convey, dll dimana herbisida ini sanggup mematikan rumput tanpa mensugesti pertumbuhan jagung.
c. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan guna untuk menggemburkan tanah disekitar jagung juga untuk memperkokoh posisi batang sehingga tumbuhan tidak gampang rebah. Selain itu, pembumbunan juga bertujuan untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah lantaran adanya aerasi.

Waktu pembumbunan sanggup dilakukan pada ketika penyiangan kedua sehabis tumbuhan berumur 4 ahad atau bersamaan dengan penyiangan. Adapun cara pembumbunan yaitu tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tumbuhan diuruk dengan cangkul, lalu ditimbun di barisan tumbuhan sehingga membentuk guludan.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk menambah unsur hara yang ada di dalam tanah. Dosis pemupukan yang dibutuhkan tumbuhan sangat bergantung pada kesuburan tanah dan varietas jagung yang ditanam. Dosis tawaran pemupukan rata-rata per hektar yaitu 200-300 kg Urea, 100-200 kg SP-36, dan 50-100 kg KCL. Untuk varietas bibit unggul takaran yang dianjurkan yaitu 300 kg urea, 200 kg SP-36 dan 100 kg KCL. Pemupukan dilakukan secara sedikit demi sedikit dengan ukuran sebagai berikut:

a. Pemupukan dasar
  • Waktu : Saat Tanam
  • Dosis : 1/3 serpihan pupuk urea dan semua takaran pupuk SP-36 dan KCL menurut takaran tawaran diatas.
  • Cara : pupuk ditebar di dalam alur yang dibentuk 7,5-10 cm dari barisan tumbuhan dengan kedalaman 10 cm. Pupuk ditebar merata dalam alur dan segera ditutup.
b. Pemupukan Susulan pertama
  • Waktu : Saat tumbuhan berumur 4 ahad sehabis tanam bersamaan dengan pembumbunan.
  • Dosis : 2/3 serpihan pupuk urea menurut takaran tawaran diatas
  • Cara : Pupuk ditebar secara alur di samping barisan tumbuhan dengan jarak 15 cm dari tumbuhan sebelum pembumbunan. Setelah pupuk disebar segera dilakukan pembumbubunan sehingga pupuk tertutup.
e. Pengairan
Pengairan dilakukan hanyak kalau tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut. Pedoman perlu tidaknya pengairan dengan cara melihat keadaan tanah dan tanaman. Namun, menjelang tumbuhan berbunga, air yang diharapkan lebih banyak sehingga perlu diairi pada parit diantara pembumbunan tumbuhan jagung.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit merupakan hambatan dalam budidaya jagung. Oleh karenanya pengendalian hama dan penyakit jagung sangat diharapkan supaya mendapat hasil yang optimal. Berikut ini yaitu beberapa macam hama dan penyakit jagung beserta cara pengendaliannya.

Hama

a. Lalat Bibit (Atherigona exigua stein; A. oryzae; A. oreantalis)
Ciri-ciri dari lalat bibit ini yaitu mempunyai badan berwarna abu-abu, punggng berwarna kuning kehijauan dan bergaris, dan perut berwarna cokelat kekuningan. Adapun telur berwarna mutiara. panjang lalat yaitu 3-3.5mm.

Gejala:
  • Daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan
  • Di sekitar bekas gigitan atau serpihan yang terjangkit mengalami pembusukan, hasilnya tumbuhan menjadi layu
  • Pertumbuhan tumbuhan menjadi kerdil dan bahkan mati.
Pengendalian:
  • Penanaman serentak dengan selisih waktu 10 hari
  • Penerapan pergiliran tumbuhan dengan tumbuhan bukan inang
  • Pencabutan dan permusuhan tumbuhan yang terjangkit lalat bibit supaya hama tidak menyebar
  • Menjaga kebersihan di sekitar areal budidaya jagung
  • Pengendalian secara kimiawi dengan memakai insektisida menyerupai Marshal 25 St. Penggunaan takaran sesuai hukum pakai.
b. Lundi/uret
Lundi merupakan larva dari kumbang Holotorchichia helleri brsk. Bentuk lundi menyerupai ulat yang berwarna putih, tetapi hidup di dalam tanah.

Gejala:
Tanaman layu lantaran akarnya rusak.

Pengendalian:
  • Penerapan pergiliran tanaman
  • Pengolahan tanah untuk mematikan larva
  • Pengaturan waktu tanam dengan cara menanam sebelum demam isu hujan
  • Pengendalian secara kimiawi dengan insektisida pada ketika tanam
c. Ulat Pemotong Agrotis sp
Gejala:
tumbuhan jagung yang terjangkit biasanya terpotong beberapa cm di atas permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya. Akibatnya, tumbuhan jagung yang masih muda menjadi roboh.

Pengendalian:
  • Penanaman secara serentak pada aeral yang luas
  • Penerapan pergiliran tanaman
  • Ulat yang biasanya terdapat di dalam tanah dicari dan dibunuh
  • Sebelum ditanami jagung, lahan disemprot dengan insektisida
d. Penggerek Tongkol Heliotis armigera Hbn.
Gejala:
  • Menyerang tongkol dan pucuk tumbuhan dan hasilnya tumbuhan mati
  • Bunga jantan (malai) diserang sehingga tidak akan berkembang menjadi malai.
Pengendalian:
  • Penerapan pergiliran tanaman
  • Penanaman serentak
  • Pemusnahan ulat
  • Penyemprotan insektisida cair atau tunjangan insektisida butiran pada pucuk tumbuhan ketika tumbuhan berumur 4 minggu.

Penyakit

Seperti halnya hama, penyakit sanggup menjadikan kegagalan panen jagung. Beberapa penyakit yang sering ditemukan dalam budidaya jagung antara lain sebagai berikut:

a. Penyakit Bulai (downy mildew)

penyakit bulai merupakan penyakit yang paling sering ditemui petani dalam budidaya jagung. Oleh lantaran itu, salah satu kriteria varietas jagung unggul harus tahan dari penyakit bulai ini. Serangan penyakit bulai terjadi pada umur dua ahad sehabis tanam.

Gejala:
  • Tanaman yang terjangkit berumur 2-3 ahad mempunyai ciri: Daun berbentuk runcing, kecil dan kaku, Warna daun menguning, Sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan berwarna putih, Pertumbuhan jagung terhambat
  • Tanaman Yang terjangkit berumur 3-5 ahad mempunyai ciri: Menglami gangguan pertumbuhan, Daun berubah warna menjadi pucat mulai dari serpihan pangkal daun ke ujung daun.
  • Tanaman yang terjangkit sehabis remaja mempunyai ciri: Pada daun renta terdapat garis-garis kecoklatan, Tongkol berubah bentuk dan isi.
Pengendalian:
  • Penanaman dilakukan menjelang atau awal demam isu penghujan
  • Penerapan contoh tanam dan contoh pergiliran tumbuhan
  • Penanaman varietas unggul
  • Pencabutan tumbuhan yang terserang, dan dimusnahkan
  • Penyemprotan dengan fungisida menyerupai Ridomil

b. Penyakit Bercak Daun (leaf blight)

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Helminthosporium turcicum yang menyerang daun tumbuhan jagung mulai dari pertama membuka sampai simpulan masa pertumbuhan.

Gejala:
Pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat. Bercak lalu berkembang dan meluas dari ujung daun sampai ke pangkal daun. Cirinya semula bercak daun tampak basah, lalu berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan dan hasilnya menjadi coklat tua. Pada tahap selanjutnya seluruh permukaan daun berwarna coklat.

Pengendalian:
  • Penerapan pergiliran tumbuhan guna menekan meluasnya cendawan
  • Pengaturan kelembaban sekitar tajuk tumbuhan dengan cara mengatur jarak tanam yang tepat
  • Penggunaan pestisida seperi Daconil 75 WP dan Difolatan 4F.
c. Penyakit Karat (rust)
Penyebab penyakit in yaitu cendawan Puccinia sorghi schw dan Puccinia polypora Underw.

Gejala:
Pada tumbuhan remaja yaitu pada daun yang sudah renta terdapat titik-titik noda yang berwarna merah kecoklatan menyerupai karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning kecoklatan. Serbuk cendawan ini lalu berkembang dan memanjang sehingga hasilnya karat berkembang menjadi bermacam macam bentuk.

Pengendalian:
  • Pengaturan kelembaban areal tanam
  • Penanaman varietas unggul
  • Penerapan sanitasi pada areal pertanaman jagung
  • Penggunaan fungisida menyerupai pada penyakit bulai dan bercak daun
d. Penyakit gosong bengkak
Gejala:
Serangan masuknya cendawan pada tongkol ditandai dengan terjadinya pembengkakan dan pengeluaran kelenjar. Pembengkakan ini menjadikan pembungkus terdesak sehingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan hasilnya spora tersebar.

Pengendalian:
  • Pengaturan kelembaban areal penanaman
  • Pemotongan serpihan tumbuhan ang terjangkit (tongkol) dan dibakar
  • Pencampuran benih yang akan ditanam dengan fungisida secara merata
e. Penyakit amis tongkol dan amis biji

Serangan penyakit ini umumnya terjadi pada ketika demam isu hujan. Akibatnya tongkol akan mempunyai ukuran yang tidak normal (membesar).

Gejala:
Tanaman yang terjangkit sanggup diketahui dengan cara membuka pembungkus tongkol. Bila diserang biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan berkembang menjadi coklat sawo matang.

Pengendalian:
  • Penanaman jagung varietas unggul
  • Penerapan pergiliran tanam
  • Pengaturan jarak tanam
  • Perlakuan benih dengan mencampurkan fungisida secara merata
  • Penyemprotan dengan fungisida apabila telah ditemukan tanda-tanda serangan
7. Panen

Penentuan waktu dan cara panen menjadi sangat penting diperhatikan untuk mendapat hasil yang maksimal.

Adapun waktu panen diubahsuaikan dengan tujuan penanaman diantaranya:
a. Jagung semi
Umumnya jagung semi dipanen pada umur 45-50 hari sehabis tanam atau 5-6 ari sehabis bunga betina muncul dan belum dibuahi.

b. Jagung sayur atau rebus
Jagng sanggup dipanen muda dengan umur 60 hari sehabis tanam. Jagung yang dipanen pada umur tersebut sanggup dipakai sebagai sayur atau untuk direbus.

c. Biji Kering

Bila tujuan penanaman yaitu biji kering, panen dilakukan kalau telah terbentuk lapisan hitam pada dasar biji atau sekitar berumur 80-100 hari sehabis tanam.

Demikianlah panduan budidaya jagung lengkap sebagai warta pelengkap untuk para petani jagung di Indonesia. Cara menanam jagung yang baik tentu akan menghasilkan panen yang melimpah dan menguntungkan. Karena budidaya jagung ketika ini merupakan salah satu pusat agribisnis yang patut dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Jika komoditas jagung di negara kita baik tentunya pemerintah tidak akan mengimpor jagung lagi dari luar. Sukses petani Indonesia.

Post a Comment for "Panduan Lengkap Budidaya Jagung Unggul"