Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Menanam Cabai Keriting Dalam Pot

Cabe keriting merupakan salah satu dari ratusan varietas cabai yang tumbuh di penggalan dunia. Ciri umum pada cabai keriting yaitu bentuk buah panjang dan ramping dengan ujung buah lancip, permukaan buah berkerut dan cenderung mengeriting. Pada ketika masih muda buah berwarna hijau hingga hijau renta dan berwarna merah ketika tua. Rasanya yang pedas dengan daging buah yang tipis serta aromanya yang menyengat dan ukurannya lebih kecil daripada cabai besar.

Budidaya cabai keriting dalam pot yaitu salah satu solusi bagi anda yang mempunyai keterbatasan lahan untuk bertanam cabe. Menanam cabai keriting dalam pot ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, atau cabai dalam pot kemungkinan juga sanggup dikomersilkan.

Pada dasarnya budidaya tumbuhan cabe keriting dalam pot sama dengan cara menanam cabe di lahan luas ibarat persiapan benih, penyemaian, persiapan media tanam, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Hanya saja media yang dipakai berbeda dengan tingkat perawatannya yang jauh lebih mudah.

Teknik Budidaya Cabe Keriting Dalam Pot

Pemilihan Benih

Benih yang akan disemai sebaiknya diseleksi terlebih dahulu. Secara umum, benih berkualitas hasil seleksi sanggup mempunyai beberapa hal berikut seperti: mempunyai daya tumbuh yang tinggi, minimal 85% benih tumbuh dalam 6 – 12 hari sesudah semai, mempunyai keseragaman yang tinggi menurut kemurnian dari varietas/ jenis benih yang ditanam serta keseragaman dalam bentuk, warna dan ukuran, mempunyai kadar air 7 – 8% sehingga kondusif disimpan lama, benih bebas dari organisme pengganggu tumbuhan atau penyakit, serta mempunyai ciri fisik yang baik (kulit biji mengkilap, tidak
berjamur atau tidak kisut, dan tidak ada bekas dimakan hama).

Persemaian Benih

Sebelum ditanam, benih disemai terlebih dahulu ke dalam polybag. Polybag ini diberi media tanam yang terdiri dari tanah dan pupuk. Adapun takaran pupuk yang diberikan yaitu: pupuk organic/ pupuk sangkar sebanyak 50 – 100 gram per tanaman/ polybag, pupuk anorganik kurang lebih setengah sendok teh atau sekitar 2.5 gram per tanaman/ polybag berupa adonan TSP dan KCl dengan perbandingan 1 : 1, serta pada umur 15 hari di persemaian tumbuhan cabai diberi urea setengah sendok teh atau sekitar 2.5 gram/ tanaman/ polybag.Setelah berumur 25 – 30 hari bibit sudah sanggup dipindahtanamkan ke dalam pot, dengan ciri bibit sudah mempunyai 4 – 5 helai daun sejati.

Pemilihan Pot

Ukuran pot yang dipakai sangat menghipnotis pertumbuhan tumbuhan cabai. Semakin besar pot maka akan menghasilkan produksi buah yang lebih banyak.

Media Tanam

Media tanam di dalam pot berisi adonan antara tanah dan pupuk sangkar atau kompos dengan perbandingan 1 : 1.
Untuk meningkatkan kesuburan, media tanam perlu diberikan larutan pupuk beragam (NPK) atau adonan pupuk urea, TSP dan KCl dengan perbandingan 1 : 1 : 1 dengan takaran 1 – 2 gram pupuk dilarutkan ke dalam 1 liter air.

Penanaman

Siapkan pot yang telah diberi lubang sebagai drainase, kemudian isi dengan watu atau pecahan genting atau Styrofoam.
- Isi media tanam hingga tiga perempat volume wadah dan padatkan.
- Buat lubang tanam di tengah pot sedalam 8 - 10 cm
- Lepaskan bibit beserta media persemaian dengan hati-hati.
- Tanam bibit di lubang tanam di pot, kemudian timbun dengan media tanam hingga 1 cm di atas pangkal batang.
- Siram media tanam hingga lembab dan tempatkan pot di daerah yang terkena sinar matahari langsung.

Perawatan

Pada umumnya, perawatan tumbuhan cabai dalam pot hampir sama dengan penanaman di lahan, meliputi:

Pemupukan
Pada umur 30 hst, tumbuhan diberi adonan pupuk TSP 10 gram atau sekitar 1 sendok amakn penuh dan KCL 7 gram atau sekitar 2 sendok teh penuh. Pada umjur 45 hst, tumbuhan diberikan pupuk Urea 7 gram, sesudah itu pada umur 60 – 70 hst tumbuhan diberikan adonan pupuk Urea, TSP dan KCl dengan perbandingan 1 : 1 : 1 dengan takaran pertolongan yaitu 7 – 10 gram/ tanaman. Campuran ini sanggup diganti dengan pupuk NPK (15 : 15 : 15) sebanyak 10 gram/ tanaman.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 – 3 hari sekali, atau tergantung kelembaban media tanam.

Pewiwilan tunas air (Perompesan)
Tunas air yang muncul di ketiak daun harus diwiwil atau dipangkas (20 – 35 hari sesudah pindah tanam) dengan tujuan untuk memperbaiki sirkulasi udara dan memberi kesempatan bagi perkembangan akar lebih luas alasannya tunas air tergolong tunas yang akan menghasilkan cabang yang tidak produktif.Ketika tunas air dipangkas, maka zat makanan hasil fotosintesis sanggup dipakai secara maksimal bagi pertumbuhan vegetatif tanaman. Tunas air
akan berhenti tumbuh kalau percabangan yang menghasilkan bunga telah muncul.

Pengendalian hama dan penyakit
Walaupun ditanam di dalam pot tumbuhan cabai juga tidak luput dari serangan hama dan penyakit. Namun, pengendaliannya lebih dianjurkan memakai pestisida alami. Adapun hama yang biasa menyerang tumbuhan cabai yaitu:Thrips (Thrips palmi atau Thrips tabaci), Kutu daun (Aphididae), Tungau merah (Tetranichus bimaculatus), dan hama-hama lain (seperti: ulat, kumbang, lalat buah, nematoda dan tikus). Selain itu, ada pula penyakit yang biasa menyerang tumbuhan cabai yaitu: penyakit antrak (penyakit kering buah), penyakit bercak daun, penyakit busuk, penyakit gugur daun, penyakit busuk buah, penyakit keriting daun, dan penyakit layu daun.

Pemanenan

Cabai keriting mempunyai masa produksi yang lebih pendek, yaitu sekitar 10 minggu. Pada tiga ahad awal masa produksi, produktivitas cabai keriting sekitar 20%. Memasuki ahad keempat hingga ahad ketujuh, produktivitasnya
meningkat menjadi 50%, kemudian menurun pada tiga ahad terakhir yaitu menjadi 30%.
Agar sanggup memanen cabai keriting secara berkelanjutan dengan hasil maksimal, maka dilakukan pemeliharaan tumbuhan secara maksimal pula.

Post a Comment for "Cara Menanam Cabai Keriting Dalam Pot"